DOYAN.Online - Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) di San Francisco, Amerika Serikat menemukan sekitar 300.000 kg daging tikus yang dijual sebagai sayap ayam di restoran dan toko-toko swalayan di seluruh Amerika Serikat.
Inspektur FDA telah mengeledah beberapa kontainer ilegal yang berasal dari Tiongkok dan disita oleh bagian Bea Cukai di pelabuhan San Francisco. Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan daging tersebut merupakan daging tikus yang akan dikirim ke pabrik pengolahan daging yang ada di Amerika dan akan diolah dan dijual sebagai sayap ayam.
Ratusan ribu kg daging ilegal telah disita dan dimusnahkan oleh pihak otoritas. Pihak FDA telah memperingatkan diperkirakan terdapat 300.000 kg daging palsu yang masih beredar dan konsumen diharapkan berhati-hati saat berbelanja.
Permintaan yang tinggi terhadap sayap ayam oleh konsumen dan banyak restoran dan toko yang menyediakan bahan baku ini. Oleh sebab itu daging ilegal masuk ke Amerika.
Walaupun daging tikus jika dimasak dengan benar tidak berbahaya jika dikonsumsi, kasus ini sangat merugikan konsumen. Saat ini peraturan hukum Amerika Serikat melarang impor dan penjualan daging tikus sebagai item panganan bagi masyarakat, jelas inspektur FDA, Ronald Jones.
Demi mencari keuntungan besar dengan modal yang kecil daging tikus ini diolah sedemikian rupa setelah itu dijual sebagai sayap ayam, ujar Allen James selaku koordinator FBI.
Belum diketahui secara jelas bagi konsumen untuk melihat perbedaan dari daging palsu tersebut.
Para konsumen diharapkan untuk lebih berhati-hati saat berbelanja daging di supermarket dan mengidentifikasi secara baik kualitas daging yang sudah dikemas.
Pihak FDA memperingatkan jika konsumen menemukan rasa yang sedikit berbeda dari sayap ayam tersebut, bisa jadi daging tersebut palsu. Namun hal ini sulit dibedakan jika sayap ayam telah diolah dan dicampur dengan bumbu rempah-rempah.
Diperkirakan 36 juta kg daging palsu ilegal dijual di Amerika Serikat setiap tahunnya, menurut sebuah studi yang dilakukan Administrasi makanan dan obat-obatan (FDA) pada tahun 2014.
Sumber : kaltim.tribunnews.com
Advertisement
